GEREJA BETHEL TABERNAKEL
Rengasdengklok - Karawang
Pengakuan Iman Rasuli.
Aku percaya kepada Allah, Bapa yang mahakuasa, Khalik
langit dan bumi. Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal, Tuhan
kita, yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anakdara Maria, yang
menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan
dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut, pada hari yang ketiga bangkit pula
dari antara orang mati, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang
mahakuasa, dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang
mati. Aku percaya kepada Roh Kudus, gereja yang kudus dan
am, persekutuan orang kudus, pengampunan dosa, kebangkitan daging, dan hidup
yang kekal. Amin.
VISI.
Rayakan Kemenangan Tuhan dengan ber-Ibadah (Praise&Worship)
Amanat agung harus dilaksanakan (Penginjilan)
Terus maju dan menjadi murid (Pemuridan)
Nantikan Tuhan dan hidup dalam kesatuan dan kasih (Persekutuan)
Aplikasikan kekristenan dalam seluruh aspek hidup (Pelayanan)
Pizza
Gratis!
Yohanes 6:25-41
... Akulah roti yang telah turun dari sorga ...
Jika Anda pernah jadi mahasiswa, anda pasti tahu bahwa
kantong mahasiwa itu terbatas kecuali mahasisa yang juga punya pekerjan
cukupbaik, dengan keterbatasan isi dompet yang dimiliki maka kapanpun dan
dimanapun jika ada tawaran makan gratis para mahasiswa pun akan berdatangan.
Jika perusahaan ingin merekrut karyawan baru, dan perusahaan tersebut menarik para mahasiswa di kampus untuk datang
mendengarkan presentasi dengan menawarkan piza gratis, ada saja mahasiswa yang
yang menghadiri presentasi bukan demi topik yang dibicarakan didalam presentasi
tetapi demi pizza gratis tersebut. saat itu makanan tampaknya lebih penting
daripada pekerjaan untuk masa depan mereka.
Yesus
Kristus telah memberi makan 5.000 orang dan esok harinya banyak orang mencarinya
(Yohanes 6 : (10) Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk."
Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira
lima ribu laki-laki banyaknya.
(11) Lalu Yesus mengambil
roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di
situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka
kehendaki.
(12) Dan setelah mereka
kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan
yang lebih supaya tidak ada yang terbuang."
(13) Maka merekapun
mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan
dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan... (24) Ketika orang
banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak,
mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari
Yesus.
(25) Ketika orang banyak
menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi,
bilamana Engkau tiba di sini?" (26) Yesus menjawab mereka: "Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah
melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu
kenyang). Tampaknya sebagian dari mereka, makanan lebih penting
daripada hidup kekal yang ditawarkan Yesus melalui diriNya. Dia menyatakan pada
mereka bahwa Dia adalah roti dari Allah, yaitu roti yang turun dari sorga dan
yang memberi hidup kepada dunia” (Yohanes
6:33 Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun
dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.) Ada dari mereka yang tidak percaya kepdaNya,
dan tidak lagi mengikut Dia (Yohanes 6:66 Mulai dari
waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia), mereka menginginkan makanan, tetapi tidak
menginginkan Yesus Kristus dan tidak mau memenuhi syarat yang diminta untuk
dapat menjadi pengikut Yesus Kristus.
Yesus Kristus memanggil kita untuk datang kepadaNya,
bukan hanya demi berkat-berkat untuk hidup di dunia yang akan kita terima
dariNya, tetapi juga untuk menerima berkat untuk hidup kekal yang ditawarkanNya
jika kita mengikut Dia, dan percaya bahwa Dia adalah “Sang Roti dari Allah” Juru Selamat hidup kita.
Kidung Agung 8:5-7
(5) Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? --Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau.
(6) --Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!
(7) Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.
Seorang
sahabat dengan rasa bangga mengenang dan bercerita masa lalunya, masa
indah bersama pacarnya ... katanya kepada saya : “Aku dulu kerja di Bandung dan
pacarku tinggal di Solo. Minimal sekali sebulan aku menempuh perjalanan delapan
jam dengan kereta api untuk bertemu pacarku, dengan hati gembira aku lakukan
tindakan pergi/Solo-pulang/bandung tanpa rasa kuatir kejauhan/kecapaian, tidak
ada sedikitpun rasa keberatan bahkan aku melakukan dengan sangat semangat .
Setelah menikah dan sekian tahun menjalani hidup bersama, saya
merasa tidak ada semangat saat mantan pacarku mengajak pergi liburan ke Solo”.
Ya,
Cinta membuat apa yang kita lakukan terrasa menjadi mudah, hidup jadi
bersemangat, hal yang berat menjadi ringan untuk dikerjakan, terasa tidak ada
kesusahan dan yang ada suka/bahagia didalam cinta.
Salomo
melukiskan cinta yang bergairah itu seperti maut yang tak dapat dihalang-halangi.
Seperti nyala api yang yang tak dapat dihentikan, bahkan seperti nyala api
Tuhan! Api yang kecil dapat dipadamkan dengan siraman air, tetapi bukan itu
yang ia bicarakan, ingat kisah Elia yang menyiram korban persembahanya dengan
banyak air (1 Raja-raja 18). Nyala api Tuhan bukan saja membakar habis
persembahan itu, tetapi juga parit-parit yang penuh air disekitarnya. Cinta
membuat semangat tetap bergelora sekalipun tidak ada kenyamanan dan kemewahan (
Kidung Agung 8:7).
Ketika
dampak dasyat cinta tidak terlihat lagi, kita mulai bertanya apa yang sedang
berubah? Apakah cinta mula mula masih ada?
Pernahkah
pertanyaan serupa ini, kita ajukan dalam hubungan kia dengan Tuhan? Ketika
diajukan kepada Tuhan, jawabanya mantap : tak ada kuasa, bahkan maut sekalipun,
yang dapat memisahkan kita dari kasihNya (Roma
8:(37) Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang,
oleh Dia yang telah mengasihi kita.
(38)
Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun
pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,
(39)
atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu
makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita.) Kasihnya tak terbantahkan dengan kematian-Nya dikayu
salib. Ketika diajukan kepada kita, apa jawaban kita? Apakah cinta mula-mula
masih ada dan tertanam di hati kita yang terdalam?
Menanggapi Siapa?
Mazmur 95:1-11
(1)
Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu
keselamatan kita.
(2)
Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak
bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
(3)
Sebab TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala
allah.
(4)
Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak gunung-gunungpun
kepunyaan-Nya.
(5)
Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tangan-Nyalah yang
membentuknya.
(6)
Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang
menjadikan kita.
(7)
Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba
tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
(8)
Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di
padang gurun,
(9)
pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal mereka melihat
perbuatan-Ku.
(10)
Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: "Mereka
suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-Ku."
(11)
Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka takkan masuk ke tempat
perhentian-Ku."
Apa Anda merasa terganggu melihat orang yang memuji Tuhan
sambil bergoyang dan menari-nari? Atau sebaliknya apakah Anda terganggu ketika
melihat orang menyanyi memuji Tuhan dengan tenang dan diam ditempat saja? Menurut
Anda bagaimana seharusnya orang menyembah dan memuji Tuhan?
Kata Ibrani untuk berbagai ekspresi penyembahan menariknya memang terkait dengan postur tubuh, misalnya, saat menyucap sukur merentangkan tangan, memuji=berlutut, menyembah=sujud hingga sujud menyentuh tanah. Pengalaman akan Tuhan tak hanya mempengaruhi pikiran tetapi seluruh tubuh akan merespon kepadanya. Dalam Mazmur 95, pemimpin ibadah mengajak umat menyembah Tuhan dengan dua ekpresi yang kontras, yang pertama dengan gegap gempita, sorak-sorak dan pujian, dengan musik dan tarian (ayat 1-2), yang kedua hening teduh, diam ditempat dan bersujud khidmat. Namun kedua ekspresi itu sama sama dikaitkan dengan pengalaman dan pemamahaman akan pribadi dan karya Tuhan.
Sebab Tuhan adalah Allah Yang Maha Besar, Dia Allah yang menuntun kita (ayat 3, 7) ini adalah prinsip yang penting, penyembahan bukanlah serangkaian kata-kata atau gerakan tubuh saja tetapi juga merupakan tanggapan hati terhadap Tuhan, tidak ada persembahan yang lahir dari hati yang keras, yang meragukan Tuhan dan tidak mengakui perbuatan-Nya (ayat 9).
Ketika kita tergoda menilai cara orang lain menyembah Tuhan dalam ibadah bersama ingatlah untuk menguji hati sendiri, apakah ekspresi kita lebih dipengaruhi oleh musik yang dimainkan, kebiassaan mayoritas atau dipengaruhi oleh pengenalan kita akan pribadi dan karya Tuhan?.
Keluaran 23: 24-25
(24) Janganlah engkau sujud
menyembah kepada allah mereka atau beribadah kepadanya, dan janganlah engkau
meniru perbuatan mereka, tetapi haruslah engkau memusnahkan sama sekali
patung-patung berhala buatan mereka, dan tugu-tugu berhala mereka haruslah
kauremukkan sama sekali.
(25) Tetapi kamu harus
beribadah kepada TUHAN, Allahmu; maka Ia akan memberkati roti makananmu dan air
minumanmu dan Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu.
Para pemuda di gereja kami sangat antusias jika membicarakan teknologi handphone yang maju demikian pesat. Di luar sana (bukan jemaat GBT) terjadi jika salah satu teman memiliki handphone terbaru dengan fitur yang lebih canggih, maka yang lainnya akan tertarik dan berkeinginan untuk memiliki juga.
Mental/perilaku menginginkan/meniru yang orang lain telah memiliki/perbuat memang sudah tertanam dalam diri manusia sejak dahulu.
Meniru perbuatan yang baik dan benar (It’s good) dan meniru perbuatan yang tidak bermanfaat apalagi meniru perbuatan yang dilandasi rasa iri hendanya tidak dilakukan dalam hidup kita sebagai orang percaya.
Tuhan melihat kecenderungan manusia dalam meniru hal-hal yang ada yang terjadi di sekitarnya sejak jaman para nabi, dalam perjalanan Bangsa Israel dari tanah perbudakan menuju tanah perjanjian, Tuhan memberikan peraturan-peraturan untuk ditaati, diataranya peraturan untuk tidak meniru perbuatan-perbuatan bangsa-bangsa lain – tidak boleh sujud menyembah dan beribadah kepada allah bangsa-bangsa yang tinggal disana (Kel. 23:24). Perbuatan mereka – orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Kanaan, orang Hewi, dan orang Yebus – jelas tidak berkenan di hati Tuhan dan karena itu mereka akan dilenyapkan (Kel. 23:23). Sangat bodoh bagi orang yang mencoba mengikuti jejak mereka sebab hukuman bagi orang yang suka meniru yang orang lain perbuat adalah akanDILENGAPKAN. Lalu apa yang berkenan kepada Tuhan, Bangsa Israel diberitahu dengan jelas, mereka harus beribadah kepada Tuhan.
Meniru bisa menjadi sesuatu yang baik bagi kita jika yang ditiru adalah perbuatan baik dan benar, perbuatan yang kita tiru bermanfaat bagi pertumbuhan hidup rohani kita menuju kedewasaan hidup rohani sehingga nama Tuhan dipermuliakan dengan hidup kita, jadi kita harus senantiasa waspada sebelum meniru yang orang lain perbuat. Sebagai pengikut Kristus kita diminta mengikuti teladan-Nya (1 Petrus 2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya) ... untuk mengevaluasi apakah layak ditiru oleh kita : perbuatan, kebiasaan, gaya hidup, adat istiadat dan berbagai hal lain disekitar kita, marilah kita duduk diam sejenak untuk memikirkan “sudah seberapa banyak praktek hidup kita yang meniru/adopsi dari yang orang lain perbuat selama ini, Adakah yang harus kita ubah didalam meniru yang orang lain perbuat sehingga yang kita tiru sesuai dengan firman Tuhan?”. Renungkan dan aplikasikan perintah Tuhan agar hidup kita mendapat berkat yang melimpah dari-Nya! (Kel. 23:25). Amin
Jiwa Pengkritik
Jerry Bridges bercerita tentang seorang ayah yang sering
mengkritik anak perempuanya yang seolah-olah tidak bisa melakukan apapun dengan
benar. Anak ini tumbuh sebagai anak yang merasa ditolak dilingkungannya dan
ketika dewasa ia mencari orang-orang yang bisa membuatnya merasa diterima,
ketika ayahnya sadar, anak ini sudah tumbuh dalam kebiasaan kehidupan seks
bebas dan pecandu kokain. Kasus yang terjadi yang Jerry Bridges ceritakan ini
memang kelihatan sangat ektrim sebab tidak semua kritik akan berdampak separah
itu, namun demikian mengkritik atau menghakimi perbuatan orang lain pada
dasarnya akan lebih berdampak negatip daripada lebih berdampak positip, bahkan
mengkritik atau menhakimi dapat menghancurkan harapan orang.
Keharmonisan jemaat di Roma pernah rusak karena adanya jiwa pengkritik. Dari komentar Paulus
nampaknya ada dua masalah besar yang membuat mereka saling menghakimi. Pertama
adalah masalah makanan (ayat 2) dan kedua adalah masalah hari-hari khusus (ayat
5). Selama ingin tetap berada di suatu kelompok perbedaan pendapat memang tidak
bisa kita hindari, dan sebagai orang yang punya kasih hendaknya adanya
perbedaan pendapat itu akan menambah perbendaharan pemikiran/wawasan serta dijadikan
input/masukan untuk proses dengan hasil yang tentunya akan lebih baik.
Perbedaan pendapat jangan menjadi pemicu untuk saling menghakimi dan menhina sehingga
tidak terbentuk kelompok-kelompok yang
menganggap dirinya paling benar dan
memandang yang lain dengan sebelah mata, saling menghakimi dan
merendahkan yang lain...Paulus menegur mereka dengan keras seolah-olah ia hendak berseru : Allahlah hakimnya!
Mengapa kalian bertindak sebagai allah bagi orang lain?
Perbuatan yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan sepantasnya
ditegur, berhati-hatilah dalam berbicara kepada orang lain agar ketika kita
berbuat tidak berdampak pada timbulnya pertikaian dan menghancurkan harapan
orang lain. Jangan terjebak dalam sikap merasa diri kita paling benar dan
merendahkan orang lain yang mempunyai pendapat berbeda. Ungkapkan pendapat
sebagai ketidak setujuan dengan penuh kasih. Pendapat yang diungkapkan dengan
bijaksana (tidak kasar/menyinggung perasaan) tidak akan membunuh karakter
seseorang ... Kita hendaknya menyadari bahwa kita masih banyak kekurangan dan
jatuh bangun dalam dosa sehingga sangat perlu mendekat kepada Tuhan Yang Penuh
Kuasa / Hakim Yang Adil agar mendapat kasih karunia yang kita butuhkan.
1. Korintus 13:58
Kasih itu ... tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
Tom Riddle, salah satu tokoh jahat dalam serial Harry Potter
sebenarnya adalah pribadi yang rapuh, Ia sangat sangat jahat karena memendam
kepahitan semenjak masa anak-anak. Ia dendam kepada sang ayah yang
meninggalkanya sewaktu masih berada dalam kandungan ibunya. Didorong oleh
dendam kesumat itu, ia mencari tahu keberadaan ayahnya dan sewaktu menemukanya
ia tak segan untuk membunuhnya.
Ia tidak memiliki cinta untuk mengalahkan dendam yang membawa kebencian yang terus membara didalam hatinya. Kejahatan dan kebencian yang menyelubungi senantiasa tertanam pada dirinya sampai ia tewas dalam ambisinya untuk menguasai dunia.
Ia tidak memiliki cinta untuk mengalahkan dendam yang membawa kebencian yang terus membara didalam hatinya. Kejahatan dan kebencian yang menyelubungi senantiasa tertanam pada dirinya sampai ia tewas dalam ambisinya untuk menguasai dunia.
Kita lebih mudah menyimpan dendam kesumat akibat perlakuan
orang lain terhadap kita yang kita anggap tidak adil,sebaliknya kita sulit
mengingat kebaikan orang lain yang pernah
memberikan kepada kita. Beribu kebaikan yang diperbuat orang terasa tak
berarti lagi dikarenakan terjadi satu pelanggaran yang belum tentu disengaja
diperbuat orang tersebut, satu kesalahan yang terjadi bisa berakibat
menghancurkan segalanya.
Jika kita memiliki kasih yang Tuhan karuniakan kepada kita
sebagai orang percaya, kita bisa mengalahkan/membuang jauh sakit hati dan akar kepahitan yang mungkin
dapat terjadi pada kita. Nas hari ini mengajar
kepada kita untuk tidak menjadi seorang pemarah/pendendam yang menyimpan
akar kepahitan, kasih itu tidak pemarah artinya orang yang memiliki kasih tidak
akan mudah naik darah dan menjadi pemarah kemudian menyimpan rasa dendam. Jika
kasih ada pada kita maka kita tidak akan menyimpan rasa marah/dendam atas
kesalahan orang lain yang diperbuat terhadap kita. Kita akan berusaha
menyelesaikan permasalahan yang diperbuat orang lain terhadap kita dan memberi maaf serta mendoakan agar di hari
kedepan orang yang berbuat salah menyadari kesalahan yang diperbuat dan bertaubat dan menjadi orang yang jauh dari
berbuat kesalahan. Selesaikan permasalahan bukan dengan kekerasan tapi dengan
kelemah lembutan dan pengampunan, kita tidak harus berharap orang yang berbuat
salah dikemudian hari menyadari kesalahan yang diperbuat dan meminta maaf, sebagai
garam dunia kita harus bisa memberi dan
merubah sepahit apapun keadaan yang
menimpa kepada kita menjadi keadaan yang lebih baik penuh dengan kekuatan
cinta.
Orang Nomor Dua
Kisah Para Rasul 11:25
Setelah itu,pergilah Barnabas ke Tarsusuntuk mencari Saulus, dan setelah
bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia.
Tidak banyak orang untuk siap menjadi orang nomor dua,
apalagi jika ia telah lama menjadi orang nomor satu. Realita ini juga berlaku
dalam dunia pelayanan, Barnabas termasuk salah satu orang memiliki kesiapan
untuk itu.
Orang-orang percaya termasuk para rasul meragukan pertauban
Saulus dan menolaknya karena takut, Barnabaslah yang bersedia menerimanya dan
meyakinkan para rasul, karena terancam akhirnya Saulus kembalike Tarsus desa
asalnya (Kis. 9:26-30), beberapa tahun kemudian orang-orang percaya tersebar
karena penganiayaan, namun terjadi pula pertumbuhan di banyak tempat, salah
satunya di Antiokhia, jemaat Yerusalem mengutus Barnabas untuk mengunjungi
mereka.
Menyaksikan jemaat Antiokhia, Barnabas bersukacita. Ia sadar
memerlukan seorang pembimbing, dan ia tahu Saulus adalah orang yang yang tepat
untuk menjalankan tugas tersebut, ia mencari Saulus dan mengajaknya melayani
berama di Antiokhia, kemudian Saulus (nantinya menjadi Paulus) memakin menonjol
dan berpengaruh dalam pelayanan, bahkan mereka sering disebut “Paulus dan
kawan-kawanya” saja. Peran Barnabas seolah olah tidak terlihat lagi, namun
demikian ia tetap melayani dengan setia.
Ketiga orang yang kita bimbing menjadi lebih menonjol dalam
pelayanan atau di bidang lain, bersediakah kita untuk tetap berbesar hati untuk
mendukungnya? Atau kita tergoda untuk menyingkir karena sakit hati merasa orang
lain telah merongrongnya? Kita prlu meneladani Barnabas yang rela menjadi tak
terlihat, asalkan pelayanan terus maju demi kemulian Tuhan.
econd Money From Your HOME
Anda punya ide/gagasan/pemikiran untuk perkembangan blog/webpages ini, silahkan Anda berkomentar disini. Terimakasih
BalasHapus